Mungkin kalian sebagai warga negara Indonesia tentu tau
bahwa tanggal 9 April 2014 akan diadakan pemilu yang menentukan masa depan
bangsa ini 5 tahun mendatang. Begitu banyak orang yang mencalonkan diri untuk
menjadi pemimpin bangsa ini. Kampanye besar-besaran, tebar janji kesana-kemari,
membanggakan diri dengan besar hati, mencuci otak dengan rayuan-rayuan palsu
dan sebagainya. Begitu banyak masalah di negeri ini, mereka bilang, jika kita
memilih mereka, negara ini akan lebih baik. Nyatanya, pikirkan secara sadar,
kenapa mereka melakukan itu sekarang? Kenapa mereka tidak membantu bangsa ini
sejak lama? Apa guna harta melimpah jika mereka tidak menggunakannya dengan
bijaksana. Kita sebut saja contohnya si cungkring, seorang pengusaha yang sudah
pasti kaya dan dikenal penjuru negeri ini. Begitu berambisinya dia menjadi
seorang presiden, jika memang dengan tulus dia ingin membantu bangsa ini,
kenapa dia tidak membangun sebuah sekolah dimana semua orang bisa mengeyam
pendidikan. Jika dia tulus menginginkan kemajuan pekerja, kenapa dia tidak membuat
sebuah lapangan pekerjaan dimana orang yang tidak pernah mengeyam pendidikan
pun bisa bekerja. Tanpa perlu menjadi seorang presiden, sebenarnya dia bisa
memajukan negeri ini. Bahkan mungkin, dengan kebesaran hatinya, orang-orang
yang merasa berhutang budi akan datang berbondong-bondong memintanya menjadi
presiden. Bukankah begitu? Tapi lihat si cungkring itu, dia bilang, “Kalau
kalian memilih saya, sekolah 12 tahun gratis”, “Kalau kalian memilih saya,
biaya kesehatan gratis”, “Kalau kalian memilih saya, kesejahteraan buruh
terjamin”. Kenapa harus memilih dia terlebih dahulu? Bukankah itu lucu? Jika
gaji seorang presiden, menteri, dan anggota legislatif hanya 50.000 rupiah per
bulan, maukah mereka bekerja untuk bangsa ini? Maukah mereka mengabdi untuk
negeri ini? Mungkin alasan mereka meminta gaji tinggi adalah karena
mereka bekerja untuk rakyat. Tapi kita tengok sejenak ke Daerah Istimewa
Yogyakarta dimana abdi dalem kerajaan hanya digaji sekitar 5rb-70rb perbulan.
Mereka mengabdi dengan tulus. Mereka menjadikan status abdi dalem bukan untuk
mencari uang, tetapi untuk mencari ketenangan hati. Diluar dari itu, mereka bekerja
untuk mencari uang. Apa bisa para pemimpin kita seperti itu? Mengabdi dengan
tulus untuk negeri ini.
Pesan saya adalah, bagi kalian yang sudah dapat mengeluarkan hak suara, gunakan hak suara kalian dengan bijaksana, pilih wakil yang benar-benar bisa dipercaya. Jangan terpancing janji, pencitraan, atau bahkan partai. Jangan pilih pemimpin yang tidak memiliki pendirian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar